Selasa, 02 November 2010

Ambil Madunya Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya

Dimana kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Demikianlah halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus dibibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang mulia.

Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari maanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.

Diantara manusia terdapat orang-orang istimewa yang membuat banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawaan dan keserakahannya, kejujurannya dalam berjual beli, serta keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.

Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang yang selalu berada di tengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum yang merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis besar tercakup dalam slogan :

Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tak kala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak akan pernah kembali.

Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian orang-orang yang berada disekitar meraka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tentram.

Orang muslimin adalah orang jika orang muslimin lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya. (Al-Hadists)

Sesungguhnya Allah merindukanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zalim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadaku. (Al-Hadist)

Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan). (QS.Ali 'Imran:134)

Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerahkan.

Sabtu, 30 Oktober 2010

BERPIKIR KASIH VS. BERPIKIR MENANG-MENANG

Suatu malam, seorang guru meditasi pulang ke rumah dan mendapati pintu rumahnya terbuka lebar. Guru ini merasa heran karena ia ingat betul bahwa ia sudah menutup dan mengunci pintu sebelum pergi. Ternyata ada seorang pencuri di dalam rumahnya. Guru ini pun didera perasaan takut yang luar biasa, tetapi di saat sulit itu ia mengingat pelajaran yang sering ia berikan kepada murid-muridnya mengenai belas kasih. “Tempatkan dirimu pada posisinya,“ katanya membatin. Pikiran ini mengalahkan rasa takutnya dan membantunya berempati terhadap si pencuri.

Anda pasti sedang amat membutuhkan sesuatu, hingga ingin mengambil milik orang lain,” katanya kepada pencuri itu. “Ayo, duduklah, kubuatkan kopi. Mungkin ada yang bisa kubantu.”

Ketika mereka sudah duduk dan berbicara, sang guru mulai memahami pencuri itu dan kehidupannya. Ternyata ia seorang pengangguran, anak-anaknya masih kecil, dan mereka membutuhkan makanan dan pakaian. Semakin lama berbicara dengan pencuri itu, semakin ia diliputi perasaan kasihan. Maka sesudah menghabiskan kopinya, ia mengumpulkan pakaian, selimut dan makanan, kemudian memberikannya kepada pencuri itu. “Ini dia, “ katanya, “bawalah pulang untuk keluargamu.” Ketika pencuri sudah pergi, sang guru duduk bersila di lantai rumahnya yang kini kosong dan mulai bermeditasi. Sesungguhnya, ia masih merasa kasihan kepada si pencuri itu. “Seandainya aku memberikan lebih banyak kepada pencuri itu. Seandainya aku bisa memberikan perasaan bahagiaku ini kepadanya.”

Sementara itu, si pencuri yang belum pergi terlalu jauh kini dihantui perasaan bersalah. “Memang mudah mengambil sesuatu dari orang yang tidak kita kenal,” pikirnya. Namun karena sekarang ia sudah mengenal guru itu, ia merasa mencuri dari seorang teman. “Bukan begini cara hidup yang aku inginkan,” katanya dalam hati. Maka si pencuri kembali menyusuri jalan yang tadi ia lalui, menjumpai rumah guru itu lagi dan meletakkan barang-barang yang tadi dicurinya di depan pintu si guru. Dalam perjalanan pulang, ia memikirkan cara lain untuk menghidupi keluarganya.

Para pembaca yang budiman, betapa indahnya hidup ini bila kita senantiasa memiliki rasa kasih kepada sesama. Pakar kepemimpinan Stephen Covey mengatakan bahwa dasar hubungan antarmanusia adalah “berpikir menang-menang”. Namun melalui perenungan dan kontemplasi yang mendalam, saya menemukan bahwa menang-menang saja tidaklah memadai. Menurut saya, dasar segala dasar hubungan antarmanusia yang sejati adalah cinta dan kasih. Tidak lebih dan tidak kurang.

Menang-menang memang akan menghasilkan kesuksesan, tetapi hanya dengan kasihlah kita akan mencapai kebahagiaan. Ketika berpikir menang-menang, kita sesungguhnya sedang menciptakan hubungan transaksional, bukan transformasional. Dasar menang-menang adalah hitung-hitungan bisnis. Dengan kata lain, berpikir menang-menang sesungguhnya adalah berpikir bahwa “saya hanya akan memberikan sesuatu kalau saya juga mendapatkan sesuatu yang setimpal”.

Ada banyak hubungan antarmanusia yang dilandaskan pada asas menang-menang. Bisnis, misalnya, pastilah dimulai dengan hitung-hitungan semacam ini. Bukankah memberikan sesuatu dalam bisnis senantiasa didasari pada keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar lagi? Bahkan, perkawinan sekalipun sering dilandasi cara berpikir menang-menang ini. Bukankah ketika akan menikah dengan seseorang, kita selalu melakukan assessment mengenai apa yang kita dapatkan dari orang tersebut? Bukankah seorang ayah hanya akan mengizinkan anak gadisnya menikah dengan seseorang yang menguntungkannya? Bukankah dasar pernikahan adalah kesetimbangan antara kedua mempelai?

Namun, menang-menang sesungguhnya hanya akan menghasilkan sesuatu yang transaksional. Tidak ada kasih yang terlibat di dalamnya. Dalam konsep menang-menang segala sesuatunya sudah lunas, sudah tuntas, sudah selesai. Konsep menang-menang tidak menyisakan “utang budi” di dalamnya. Konsep ini tidak akan menghasilkan ikatan emosional apa pun.

Cinta mengatasi segala keterbatasan yang dikandung konsep menang-menang. Dalam cinta kita selalu berusaha memberikan lebih banyak daripada apa yang kita terima. Cinta selalu memastikan bahwa pihak lain mendapatkan lebih banyak ketimbang yang mereka berikan. Inilah yang akan menghasilkan keterikatan emosional. Dan inilah yang membuat hubungan kita selalu menghasilkan kebahagiaan.

Rumah tangga yang hanya didasari pertimbangan menang-menang tidaklah akan langgeng. Begitu keseimbangan mulai terganggu, begitu apa yang kita berikan tidak lagi sepadan dengan apa yang kita terima, maka kita telah berada di tepi jurang yang membahayakan. Begitu juga yang terjadi dalam dunia bisnis. Ketika keseimbangan mulai terganggu, ketika itu pulalah hubungan bisnis akan mengalami titik yang kritis. Namun, tidak demikian yang akan terjadi dengan hubungan yang dilandasi kasih.

Dalam kasih ketika kita memberi maka pada saat yang sama kita sesungguhnya sudah menerima. Ketika kita memberikan sedekah kepada seorang nenek tua di jalan raya dan nenek itu meneteskan air mata yang menandakan rasa haru yang mendalam, maka ketika itu pula kita menerima kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Ketika kita memberikan perhatian kepada orang lain, dan orang tersebut menanggapi kita dengan wajah yang berseri-seri penuh suka cita, maka pada saat itulah kita mendapatkan kebahagiaan yang tak ada taranya. Ketika kita melayani pelanggan dengan setulus-tulusnya dan memberikan kepada mereka lebih banyak daripada uang yang mereka bayar, maka akan muncul perasaan kasih dalam bisnis, sebuah perasaan bahagia, merasa dibantu, dilayani, dimuliakan, dipentingkan. Bukankah hal-hal seperti ini sangat penting dalam bisnis? Bukankah perasaan seperti ini akan menghasilkan kebahagiaan baik bagi mereka yang dilayani maupun bagi mereka yang melayani? Bukankah yang kita cari dalam bisnis tidak hanya kesuksesan, tetapi juga kebahagiaan?

*) Penulis best seller The 7 Laws of Happiness & narasumber talkshow Smart Happiness di SmartFM Network.


Rabu, 27 Oktober 2010

IP ADDRESS

IP (Internet Protocol) Address merupakan alamat yang diberikan kepada komputer-komputer yang terhubung dalam suatu jaringan. IP Address terdiri dari dua bagian, yaitu: Network ID dan Host ID. Network ID menentukan alamat dalam jaringan sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin mesin lainnya.
IP Address berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi dua jenis:
  • IPv4 merupakan IP Address yang terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen berukuran 8 bit.
  • IPv6 merupakan IP Address yang terdiri dari 128 bit yang digunakan untuk mengatasi permintaan IP Address yang semakin meningkat.
IP Address terdiri dari 32 bit angka biner yang ditulis dalam bentuk empat kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari delapan (oktat) bit yang dipisah oleh tanda titik.
Contoh: 11000000.10101000.00000000.01100100
IP Addres dapat juga ditulis dalam bentuk angka desimal dalam empat kelompok, 0 - 255
Contoh: 192.168.0.100

Kelas IP

Pada dasarnya ada 5 kelas alamat IP yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Kelas A,B,C didistribusikan untuk umum sedangkan kelas D dan E digunakan untuk multicast dan eksprimen.

Kelas A
  • Format IP Kelas A
0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
(N= Network ID, H= Host ID)
  • Bit pertama nilainya 0
  • Network ID adalah 8 bit dan Host ID adalah 24 bit
  • Bit pertama diisi antara 0 sampai dengan 127
  • Rang IP antara 1.xxx.xxx.xxx - 126.xxx.xxx.xxx
  • Jumlah Network adalah 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
  • Jumlah Host adalah 16.777.214
  • Contoh IP addres 10.11.22.33 maka Network ID adalah 10 dan Host ID adalah 11.22.33
Jadi IP diatas mempunyai Host dengan nomor 11.22.33 pada jaringan 10

Kelas B
  • Format IP Kelas B
10NNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
(N = Network ID, H = Host ID)
  • Bit pertama nilainya 10
  • Network ID adalah 16 bit dan Host ID adalah 16 bit
  • Bit pertama diisi antara 128 sampai dengan 191
  • Range IP antara 128.0.xxx.xxx - 191.255.xxx.xxx
  • Jumlah Network adalah 16.384 (64 x 256)
  • Jumlah Host adalah 65.532
  • Contoh IP Address 130.1.2.3 maka Network ID adalah 130.1 dan Host ID adalah 2.3
Jadi IP diatas mempunyai host dengan nomor 2.3 pada jaringan 130.1

Kelas C
  • Format IP Kelas C
110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
(N = Network ID, H = Host ID)
  • Bit pertama nilainya 110
  • Network ID adalah 24 bit dan Host ID adalah 8 bit
  • Bit pertama diisi antara 192 sampai 223
  • Range IP antara 192.0.0.xxx - 233.255.255.xxx
  • Jumlah Network adalah 2.097.152 (32 x256x256)
  • Jumlah Host adalah 254
  • Contoh IP Address 192.168.0.100 maka Network ID adalah 192.168.0 dan Host ID adalah 100
Jadi IP address mempunyai Host dengan nomor 100 pada jaringan 192.168.0

IP Address Spesial

Ada bebrapa alamat untuk IP yang tidak boleh digunakan sebagai alamat host karena sudah dipakai untuk fungsi-fungsi tertentu yaitu:
  • Alamat untuk host tidak diperbolehkan mempunyai nilai 0 atau nilai 1 ( dalam desimal bernilai 0 atau 255) karena nilai 0 dianggap sebagai alamat jaringannya sendiri dan nilai 255 sebagai alamat broadcast atau multicast atau netmask.
  • Alamat boadcast yang disebut sebagai local broadcast yaitu nilai 255.255.2555.255
  • Alamat IP lain yaitu 127.xxx.xxx.xxx (xxx bernilai 0 - 255) oleh aplikasi TCP/IP sebagai alamat loopback, yaitu paket yang ditranmisikan kembali diterima oleh buffer computer itu sendiri tanpa ditranmisikan ke media jaringan, sebagai alamat untuk diagnostic, dan pengecekan konfigurasi TCP/IP. Contoh: ping 127.0.0.1
  • Dalam satu jaringan host ID harus unik/ tidak boleh ada yang sama.

IP Address Private

IP Adress Private merupakan alamat-alamat IP yang disediakan untuk digunakan pada jaringan local (LAN). IP Address Private digunakan untuk komunikasi pada jaringan yang tidak terhubung lansung dengan internet. IP Address Private hanya dapat dipakai untuk komunikasi pada jaringan intranet dan tidak dapat digunakan pada jaringan internet. Alamat tersebut adalah:
  • Kelas A memiliki range IP Address antara 10.0.0.1 - 10.255.255.254
  • Kelas B memiliki range IP Address antara 172.16.0.1 - 172.31.255.254
  • Kelas C memiliki range IP Address antara 192.168.0.1 -192.168.255.254
Subnet Mask

Subnet mask adalah angka biner sepanjang 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan Host ID dan memeriksa apakah suatu node berada pada jaringan yang sama atau jaringan luar. Pada subnet mask bit yang terhubung dengan Network ID diset 1 sedangkan bit yang berhubungan dengan Host ID diset 0.

Pembagian Subnet Mask
  • IP Address Kelas A menggunakan Subnet Mask
11111111.00000000.00000000.00000000 = 255.0.0.0
  • IP Address Kelas B menggunakan Subnet Mask
11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0
  • IP Address Kelas C menggunakan Subnet Mask
11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0